Mulai sedini mungkin. Semakin cepat anda memulai,semakin kecil dana yang harus dipersiapkan.- Mengerti bahwa Asuransi Pendidikan tidak menjamin tersedia dana yang mencukupi di saat anak masuk usia sekolah tertentu, tetapi Asuransi Pendidikan menjamin tersedianya sejumlah dana di saat ada musibah baik kecelakaan, kematiaan atau penyakit kritis terhadap orangtua tertanggung.
- Menghitung kebutuhan dana pendidikan sedetail mungkin. Mengetahui detail kebutuhan dana pendidikan akan membantu mengetahui berapa dana asuransi untuk pendidikan yang harus dipersiapkan.
- Sesuaikan profil Anda dengan profil Asuransi yang akan Anda pilih. Jika Anda tipe yang konservatif atau beresiko kecil maka asuransi tradisional lebih sesuai dibandingkan dengan asuransi unitlink.Jika Anda memilih asuransi unitlink maka pilihlah yang alokasi dana beresiko kecil atau menengah.
- Lihat kembali polis asuransi Anda secara tahunan, lihat apakah sesuai dengan target.
Artikel
7 Poin Persiapan Pensiun
Besarnya dana yang kita tabung untuk pensiun menentukan kualitas hidup pensiun kita !
Kita pasti menyiapkan dana pendidikan untuk anak-anak kita, menyekolahkan mereka di tempat yang terbaik, membelikan pakaian, mainan, dan makanan yang terbaik. Tetapi ingat, yang baik belum tentu benar. Kita juga harus memperhatikan diri kita, ini bukan keegoisan tetapi suatu kebenaran.
Jika kita mengeluarkan demikian banyak uang untuk anak-anak untuk hal-hal yang bukan prioritas, mis: pakaian atau mainan yang terlalu mahal tetapi lupa menyisihkan untuk diri kita maka sebenarnya ini bisa menjadi bom waktu. Di saat mereka dewasa dan kita pensiun maka tidak akan ada lagi pemasukan sementara kebutuhan berjalan terus. Apakah kita akan mengandalkan anak kita di saat kita pensiun nanti ? Tentunya bukan itu yang kita harapkan. Jadi sangatlah penting untuk juga mempersiapkan untuk diri kita.
Ada 7 point cara menghitung berapa besar dana pensiun yang harus kita persiapkan :
- Jika Anda bekerja maka Anda setiap bulan sebenarnya Anda sudah menabung 5.5% dari penghasilan Anda (Jamsostek). Itu jumlah yang cukup lumayan. Uang tersebut dapat menjadi tambahan pensiun Anda.
- Bersykurlah jika perusahaan Anda memberikan dana pensiun juga di luar jamsostek. Anda dapat menambahkan dana pensiun itu ke dalam perhitungan Anda
- Pesangon yang akan Anda dapatkan jika pensiun dari kantor. Berkonsultasilah dengan HRD berapa kira2 yang akan Anda dapatkan saat pensiun nanti.
- Tabungan dari Asuransi,Deposito,Reksadana atau investasi lain yang dapat menjadi tambahan dana pensiun
- Apakah akan ada penghasilan lain saat Anda pensiun ? Ini akan meringankan Anda dalam perencanaan pensiun.
- Perkirakan inflasi yang terjadi,kenaikan investasi dan penghasilan Anda.
- Berapa lama Anda ingin menikmati hasil pensiun tersebut. Cth, jika Anda pensiun di usia 55 tahun dan perkiraan usia hidup sampai usia 70 maka Anda akan menikmati masa pensiun selama 15 tahun.
Dari ke-7 hal tersebut Anda akan mengetahui berapa seharusnya yang Anda sisihkan untuk masa pensiun Anda.
Anda tetap bisa membahagiakan anak Anda untuk selamanya, tanpa membebani mereka di saat pensiun Anda !
Asuransi Pendidikan
Sudah mulai adanya kesadaran akan asuransi di Indonesia, ini ditandai saat seorang bayi lahir maka kemungkinan salah satu yang dipersiapkan orantuanya adalah asuransi pendidikan.
Ada 2 kesalahpahaman terbesar dalam menentukan asuransi pendidikan di masyarakat sekarang :
- Sang orangtua nya belum mempunyai asuransi tetapi mau memberikan asuransi pendidikan kepada anaknya. Yang benar ialah sang orang tua harus diproteksi lebih dulu baru kemudian mempersiapkan pendidikan untuk anaknya.
- Sangat berbahagia jika sudah menabungkan sebesar Rp 100rb,300rb, ataupun 500rb untuk anaknya. Hal itu tidak salah, tetapi hendaknya dilihat berapa nilai yang diperlukan di masa depan. Jangan hanya puas dengan menabung Rp500rb per bulan jika di saat anak anda kuliah dana yang terkumpul hanya Rp 150jt. Jumlah tersebut 15 tahun lagi tidaklah mencukupi.
Berkonsultasilah dengan penasihat keuangan Anda untuk mengetahui berapa nilai yang cukup untuk mempersiapkan masa depan anak Anda
Manajemen Risiko
Hidup manusia merupakan aset yang dapat mendatangkan pendapatan. Aset ini dapat menghadapi resiko seperti kematian, sakit & cacat akibat kecelakaan. 
Risiko seperti cacat & kematian membuat seseorang tidak mampu memperoleh penghasilan. Hal ini mengakibatkan pihak-pihak yang bergantung kepadanya (mis.keluarga) mengalami kesulitan
Asuransi jiwa menyediakan perlindungan terhadap risiko-risiko tersebut.
Manajemen Risiko, adalah cara-cara mengelola risiko
- Menghindari Risiko
Dilakukan dengan cara menghilangkan kebiasaan/kegiatan yang mungkin dapat menimbulkan risiko. Cth : Berhenti merokok karena khawatir akan kanker paru-paru
- Mengendalikan Risiko
Mengurangi frekwensi & dampak dari kerugian yang mungkin timbul. Cth: Mengurangi jumlah rokok yang dihisap.
- Menerima Risiko
Mempertahankan risiko. Cth: Tetap merokok tanpa mengurangi sedikitpun karena berpikir dapat menanggung risko, seperti kanker paru-paru, yang mungkin terjadi.
- Mengalihkan Risiko
Memindahkan risiko dari individu ke perusahaan. Cth: Khawatir terkena kanker paru-paru karena kebiasaan merokok yang tidak berkurang, seseorang mengambil asuransi kesehatan dengan tujuan menyelamatkan keuangan jika terjadi risiko di kemudian hari.
Semua Kecap no.1 !
“Semua kecap no.1 !”, tentunya pernah mendengar slogan tadi. Sama dengan asuransi semua agennya atau paling tidak trainernya harus menyampaikan bahwa perusahaannya adalah yang no.1 , agar dapat memberikan keyakinan kepada para agen dan juga para calon nasabah.
Sebagai nasabah atau calon nasabah kita perlu tahu juga, kalau memang no.1 dari segi yang mananya ? Yang perlu diperhatikan adalah apakah perusahaan itu bertumbuh/berkembang dalam hal :
1. Aset
2. Ekuitas
3. Cadangan Premi
4. Premi Netto
5. Hasil Investasi
6. Pendapatan
7. Laba Bersih
8. Rasio Biaya Akuisisi terhadap Premi Netto
9. ROA ( Return on Asset ),
Perbandingan laba bersih dengan aset
10. ROE ( Return on Equity )
Perbandingan laba bersih dengan ekuitas
11. RBC ( Risk Based Capital )
Rasio kecukupan modal asuransi ( optimum 120-250%)
12. Persentase Hasil Investasi
( terhadap rata-rata investasi tahun sebelumnya )
13. TATO ( Total Asset Turn Over )
14. Pangsa Pasar Premi Netto